Menampilkan 235 - 240 dari 438 Artikel
Analisa SWOT adalah metode untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Simak manfaat dan cara penggunaannya di sini!
Pasti kamu berekspektasi agar strategi pemasaran digital yang telah direncanakan bisa berjalan efektif, bukan? Inilah pentingnya melakukan analisis SWOT dalam merencanakan pemasaran digital. Analisa SWOT adalah metode yang bermanfaat untuk membantumu dalam merancang strategi pemasaran digital.
Lantas, bagaimana penerapan analisis SWOT dalam merencanakan digital marketing? Lihat penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Analisis SWOT adalah metode untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats) suatu perusahaan. Analisis ini berguna untuk menentukan strategi dan arah perusahaan pada masa depan serta melakukan perencanaan strategis sebelum menjalankan aktivitas bisnis.
Analisis SWOT dilakukan melalui proses identifikasi sejumlah faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan, yaitu:
Albert Humphrey mengembangkan analisis SWOT pada tahun 1960-an sebagai bagian dari proyek penelitian yang didanai oleh Fortune 500 perusahaan. Humphrey adalah seorang peneliti di Stanford Research Institute (SRI) di California, AS.
Humphrey dan timnya mengumpulkan data dari sekitar 100 perusahaan dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Hasil analisis tersebut menemukan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung memiliki kekuatan internal serta peluang eksternal yang baik. Mereka juga menemukan bahwa perusahaan yang kurang sukses cenderung memiliki kelemahan internal dan ancaman eksternal yang kuat.
Humphrey dan timnya mengembangkan analisis SWOT berdasarkan hasil penemuan ini. Analisis SWOT kemudian diterapkan sebagai metode mengevaluasi kinerja perusahaan dan menentukan strategi masa depan. Analisis SWOT mulai populer di kalangan manajer dan peneliti bisnis serta digunakan dalam berbagai jenis bisnis dan organisasi sejak saat itu.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud Dengan Strategi Bisnis? Seperti Apa Hal Ini Bisa Membantu Bisnis Anda?
Tujuan utama analisis SWOT yaitu menemukan aspek krusial dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dialami oleh suatu perusahaan. Keempat aspek tersebut berguna untuk meningkatkan kekuatan, mengurangi kelemahan, membangun peluang lebih baik, serta menghindari ancaman yang mungkin terjadi pada masa depan.
Beberapa ahli juga menggagas tujuan penerapan analisis SWOT. RD Jatmiko mengungkapkan bahwa analisis SWOT bertujuan agar perusahaan dapat menggunakan informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif pada masa depan.
Analisis SWOT bukan untuk mencari solusi, melainkan mengilustrasikan situasi yang sedang atau akan terjadi dalam bisnis. Hal ini senada dengan pendapat Sondang P. Siagian dalam bukunya Manajemen Strategis. Menurutnya, tujuan analisis SWOT yaitu menggambarkan kualitas dan kuantitas sumber daya dan menggunakannya untuk pelaksanaan strategi yang telah dibuat.
Baca Juga: Implementasi Strategi: Pengertian dan Contoh
Pada awal artikel dijelaskan bahwa analisis SWOT sangat berguna untuk menjalankan strategi pemasaran digital. Apa saja manfaatnya?
Analisis SWOT akan membantumu dalam mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Hasil evaluasi tersebut berguna untuk menetapkan tujuan pemasaran yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan.
Keberhasilan pemasaran produk pun meningkat apabila kamu mencoba strategi digital marketing sesuai minat target audiens. Hasil evaluasi analisis SWOT, tepatnya peluang dan ancaman, bermanfaat dalam menentukan strategi pemasaran digital yang ingin diterapkan.
Kelebihan dan kekurangan strategi pemasaran digital juga bermanfaat sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan performa. Kamu bisa merancang strategi pemasaran yang lebih efektif agar lebih berhasil pada masa depan.
Baca Juga: Bagaimana Proses Manajemen Strategis Berjalan di Perusahaan?
Manfaat di atas tentu membuatmu makin tertarik dalam menerapkan analisis SWOT untuk merancang strategi pemasaran. Lantas, bagaimana cara menggunakannya? Lihat langkah lengkapnya di bawah ini.
Kamu perlu membuat pertanyaan dahulu sebelum melakukan analisis SWOT. Setiap komponen kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman sebaiknya memiliki pertanyaan terkait kondisi bisnis kamu. Topik pertanyaannya bisa mengikuti contoh di bawah ini:
Setelah menyusun pertanyaannya, kamu bisa mulai berdiskusi bersama tim digital marketing untuk menemukan jawabannya. Diskusi sangat diperlukan agar kamu bisa mendapatkan perspektif yang berbeda mengenai kelebihan, kekurangan, ancaman, dan peluang yang dihadapi dalam bisnis.
Hasil analisis SWOT akan menentukan kondisi strategi digital marketing kamu pada saat ini. Untuk mengetahuinya, kamu bisa mengombinasikan dua komponen SWOT yang berbeda. Contoh kombinasinya sebagai berikut:
Kesimpulannya, analisis SWOT adalah metode yang perlu kamu lakukan untuk merancang strategi digital marketing yang berhasil. Namun, peluang keberhasilan digital marketing akan lebih besar kalau kamu menguasainya. Ikutilah kursus Digital Marketing 101: An Essential Guide to Market, Segment and Persona di GreatNusa untuk mempelajari dasar dan panduan penerapan digital marketing dalam pemasaran.
Hubungi kami jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut tentang kursus digital marketing lainnya. Yuk, kembangkan karier digital marketing kamu bersama GreatNusa!
By greatnusa • 19 Februari 2023
Self-efficacy adalah rahasia penting untuk mencapai tujuan dalam pengembangan karier serta kesehatan mental yang lebih prima. Cari tahu selengkapnya di sini!
Pernahkah kamu merasa yakin dalam mencapai tujuan karier? Atau apakah kamu tidak pernah membiarkan kondisi yang menekan menguasai dirimu? Dua kondisi tersebut menandakan bahwa kamu memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi. Ya, self-efficacy merupakan rahasia penting dalam mencapai tujuan karier maupun kesehatan mental yang lebih prima.
Lantas, apa sebenarnya self-efficacy itu? Apa saja ciri-ciri manusia yang memiliki self-efficacy tinggi? Yuk, simak pembahasan lengkapnya dalam artikel ini.
Self-efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa dirinya mencapai tujuan dan mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Self-efficacy diyakini dapat memengaruhi cara seseorang dalam merespons kejadian yang terjadi di sekitar lingkungannya serta mengambil tindakan dari respons tersebut.
Self-efficacy pada dasarnya merupakan salah satu komponen penting dari teori kognitif sosial. Albert Bandura mengembangkan teori self-efficacy dan mendefinisikannya sebagai keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengelola situasi dan mengatasi masalah. Ada empat sumber utama yang menentukan self-efficacy, yaitu:
Makin tinggi tingkat self-efficacy, besar kemungkinan kamu akan mencari dan mengejar tujuan yang ambisius, mengatasi kesulitan dengan cara yang efektif, serta merasa lebih bahagia dan produktif. Sebaliknya, tingkat self-efficacy yang rendah bisa membuat kamu merasa tidak percaya diri dan ingin menghindari situasi yang menantang. Kamu perlu meningkatkan self-efficacy untuk mencapai potensi maksimal dalam karier.
Baca Juga: 7 Cara Mengembangkan Potensi Diri Agar Karier Cemerlang
Self-efficacy memiliki tiga fungsi yang bekerja dalam memengaruhi seorang individu ketika mencapai tujuan pribadinya. Berikut penjelasan mengenai tiga fungsi self-efficacy.
Fungsi kognitif berproses pada tingkat kognisi atau pikiran seseorang. Tingkat self-efficacy alias efikasi diri dapat memengaruhi tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang memiliki self-efficacy tinggi mampu memiliki tujuan yang lebih tinggi dan memperkuat tujuan tersebut melalui komitmen dan rencana yang tinggi.
Fungsi afeksi berperan pada kemampuan mengatasi tingkat stres atau depresi yang dialami seseorang ketika menghadapi situasi sulit. Self-efficacy berperan penting untuk mengendalikan tingkat stres agar tidak meningkat. Bandura juga berpendapat bahwa self-efficacy berfungsi untuk mengatur perilaku seseorang agar bisa menghindari suatu kecemasan.
Fungsi motivasi berperan penting dalam memotivasi diri yang bangkit secara kognitif. Seseorang perlu memotivasi dirinya sendiri serta menerapkan pemikiran yang ingin dicapai pada masa depan. Motivasi akan melatih seseorang agar bisa memiliki kepercayaan mengenai tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, seseorang pun bisa menantikan hasil dari tindakan yang prospektif dan membuat perencanaan untuk merealisasikan masa depan yang ingin dikejar.
Baca Juga: Apa Itu Jenjang Karier serta Contohnya
Self-efficacy memiliki manfaat besar dalam hidup kamu, khususnya di bidang pengembangan karier dan kesehatan mental. Apa saja manfaat yang bisa dicapai melalui self-efficacy?
Self-efficacy yang tinggi akan memengaruhi kamu untuk memberikan performa terbaik dalam menyelesaikan pekerjaannya. Performa kerja pun meningkat sehingga kamu bisa mendapatkan promosi sebagai bagian dari pengembangan kariernya.
Ketika mempelajari skill baru atau mengikuti kuliah, kamu memerlukan self-efficacy yang tinggi untuk menyelesaikan pendidikan yang sedang ditempuh. Kamu pun bisa menetapkan beberapa tujuan dan merencanakan strategi untuk mencapainya. Pendidikan yang berhasil juga akan berpengaruh pada pengembangan kariermu.
Self-efficacy yang tinggi akan mengubah cara pandang ketika menghadapi kondisi yang menekan. Kamu tidak lagi ragu, melainkan menjadi lebih yakin untuk mencari solusi dan menyelesaikan masalah tersebut. Selain stres, kamu juga belajar mengurangi ketakutan karena memutuskan untuk menghadapi masalah tersebut.
Pada akhirnya, self-efficacy akan membantu meningkatkan kesehatan mentalmu. Kamu bisa menghindari perasaan stres yang bisa berkembang menjadi depresi. Perspektif positif dalam dirimu pun meningkat sehingga kamu akan lebih sejahtera dan bahagia karena memiliki self-efficacy yang tinggi.
Baca Juga: Biar Karier Lancar Jaya, Yuk Pahami Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill
Semangat dan keyakinan yang tinggi saja tidak cukup menjadi ciri utama kamu memiliki self-efficacy yang kuat. Begitu pula mudah patah arang dan tidak mudah termotivasi, dua karakter tersebut tidak bisa menggambarkan karakteristik self-efficacy yang rendah.
Ada beberapa ciri khas yang menggambarkan seseorang memiliki self-efficacy yang tinggi maupun rendah, yaitu:
Berikut merupakan karakteristik orang yang memiliki self-efficacy tinggi:
Orang yang memiliki self-efficacy rendah digambarkan melalui ciri-ciri berikut:
Apakah kamu mau meningkatkan self-efficacy agar mampu mencapai tujuan kariermu? Rahasia meningkatkan self-efficacy adalah dengan mengenal dirimu sendiri. Proses pengenalan diri tentu tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan instan, melainkan diperlukan proses serta metode analisis yang perlu diikuti. Ikutilah kursus Self-Leadership: Metode Mengenal Diri Sendiri dari GreatNusa agar kamu mampu mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Tingkatkan self-efficacy dalam dirimu bersama GreatNusa sekarang juga!
4 unsur unsur manajemen risiko, mulai dari identifikasi risiko, pemantauan, hingga evaluasi. Cari tahu juga mengenai tujuan manajemen risiko di sini!
Manajemen risiko adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi risiko yang dihadapi oleh sebuah perusahaan. Unsur-unsur manajemen risiko sangat penting untuk diperhatikan agar perusahaan dapat mengelola risiko yang dihadapinya dengan baik.
Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari mengenai apa itu manajemen risiko secara lebih mendalam, mulai dari pengertian hingga unsur-unsur manajemen risiko. Selain itu, kamu juga akan mendapatkan penjelasan mengenai proses manajemen risiko. Mari simak selengkapnya di bawah ini!
Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi risiko keuangan, strategis, hukum, dan keamanan terhadap modal dan pendapatan sebuah organisasi. Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk mengurangi potensi kerugian yang diakibatkan oleh risiko tersebut dan memastikan bahwa organisasi tetap dapat beroperasi dengan efisien.
Program manajemen risiko yang sukses dapat membantu organisasi mempertimbangkan berbagai risiko yang dihadapinya. Manajemen risiko yang baik juga dapat membantu memeriksa hubungan antara risiko dan dampak berjenjang yang dapat ditimbulkannya pada tujuan strategis organisasi.
Di dalam manajemen risiko, sebuah peristiwa dapat dikategorikan ke dalam dua tipe: peristiwa buruk dapat dikategorikan sebagai risiko, sedangkan peristiwa baik dikategorikan sebagai peluang. Peristiwa positif memang merupakan peluang yang dapat meningkatkan nilai bisnis, tetapi juga dapat merusak organisasi jika tidak diambil dan dikelola dengan baik.
Memang, setiap program manajemen risiko tidak bertujuan untuk menghilangkan semua risiko, melainkan untuk mempertahankan dan menambah nilai organisasi dengan membuat keputusan risiko yang cerdas. Oleh karena itu, makin baik manajemen risiko yang dimiliki, maka makin baik pula peluang sebuah organisasi untuk lebih sukses.
Baca Juga: 4 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen dalam Bisnis
Manajemen risiko merupakan proses penting yang dilakukan oleh organisasi untuk mengelola dan mengatasi risiko yang dihadapi. Berikut ini adalah beberapa tujuan dari manajemen risiko.
Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin terjadi dari suatu risiko. Dengan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko secara efektif, organisasi dapat meminimalkan dampak dari risiko yang dihadapi dan, jika risiko sampai terjadi, mengambil langkah yang bijak untuk mengatasinya.
Manajemen risiko memungkinkan organisasi untuk mengambil keputusan yang tepat dan bijak dalam mengatasi sebuah risiko yang terjadi. Dengan mengetahui sumber dan dampak potensial dari risiko, organisasi dapat membuat keputusan yang didasarkan pada fakta dan analisis sehingga dapat meminimalisir dampak yang terjadi sebaik mungkin.
Manajemen risiko memungkinkan organisasi untuk mengelola risiko dengan efisien dan efektif. Hal ini dapat dicapai dengan mengimplementasikan strategi pengendalian risiko yang sesuai dan mengawasi risiko secara teratur. Ketika organisasi sadar bahwa risiko yang akan dihadapi dapat diatasi dan diminimalisir dampaknya, maka mereka dapat lebih fokus bekerja sehingga efisiensi dan efektivitasnya meningkat.
Manajemen risiko memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan meminimalkan dampak dari risiko yang dihadapi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa organisasi dapat terus beroperasi serta berkembang dengan lebih aman dan stabil.
Baca Juga: Manajemen Stress: Pengertian, Manfaat, Dan Cara Melakukannya
Manajemen risiko harus sistematis, terstruktur, kolaboratif, dan lintas departemen agar efektif. Berikut ini adalah unsur-unsur manajemen risiko yang harus diperhatikan ketika melakukan prosesnya.
Identifikasi risiko adalah proses mendokumentasikan potensi risiko dan kemudian mengkategorikan risiko aktual yang dihadapi organisasi. Total dari risiko potensial dan aktual terkadang disebut sebagai risk universe. Penting untuk secara sistematis mengidentifikasi semua risiko yang mungkin terjadi karena ini dapat mengurangi kemungkinan sumber risiko potensial yang terlewatkan.
Saat mengidentifikasi risiko, penting juga untuk memikirkan tidak hanya risiko yang dihadapi organisasi saat ini, tetapi juga risiko yang kemungkinan akan muncul di masa depan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan konfigurasi ulang bisnis, risk universe juga akan mengalami perubahan.
Setelah risiko diidentifikasi, selanjutnya risiko-risiko tersebut perlu dianalisis. Penting untuk memahami ruang lingkup risiko dan hubungan antara risiko dengan berbagai faktor dalam organisasi. Untuk menentukan tingkat keparahan dan keseriusan risiko, perlu dilihat berapa banyak fungsi bisnis yang dipengaruhi oleh risiko tersebut. Ada risiko yang dapat membuat seluruh bisnis terhenti jika sampai terjadi dan ada risiko yang hanya akan menimbulkan gangguan kecil dalam analisis.
Dalam lingkungan manajemen risiko, analisis ini harus dilakukan secara manual. Saat solusi manajemen risiko diterapkan, salah satu langkah dasar terpenting adalah memetakan risiko ke berbagai dokumen, kebijakan, prosedur, dan proses bisnis. Ini berarti bahwa sistem sudah memiliki kerangka kerja manajemen risiko yang dipetakan yang akan mengevaluasi risiko dan memberitahu dampak luas dari setiap risiko.
Setiap risiko perlu dihilangkan atau dikendalikan sebanyak mungkin. Kembangkan rencana pengendalian risiko untuk menghilangkan atau menahan setiap risiko sebanyak mungkin. Dimulai dengan risiko dengan prioritas tertinggi, manajemen harus bekerja untuk mengatasi ancaman (atau setidaknya menguranginya) sehingga risiko tidak lagi mengancam keberlangsungan organisasi.
Strategi mitigasi risiko yang dilakukan setidaknya harus mencakup hal-hal berikut:
Menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien sangat penting pada proses ini dan harus dilakukan tanpa mengganggu operasi harian.
Secara teratur pantau, lacak, dan tinjau hasil mitigasi risiko yang dilakukan untuk menentukan apakah yang dilakukan sudah baik atau perlu adanya perubahan. Tim manajemen risiko harus memulai kembali dengan proses baru jika strategi manajemen risiko yang diterapkan tidak dapat diterapkan.
Baca Juga: Manajemen Rantai Pasokan: Definisi, Elemen, Cara Kerja dan Contohnya
Hindari memberikan reaksi impulsif dan panik ketika hendak memperbaiki masalah. Sebaliknya, perspektif yang jelas dan tenang akan membuat kamu lebih siap untuk meminimalkan bahaya dari ancaman risiko dan untuk memanfaatkan peluang yang muncul.
Apakah penjelasan unsur-unsur manajemen di atas dapat dimengerti? Jika kamu ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai topik ini, langsung saja ikuti kursus-kursus yang ada di GreatNusa. Melalui kursus GreatNusa, kamu akan diajarkan oleh para profesional dan ahli di setiap bidangnya. Klik di sini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut!
By greatnusa • 21 Februari 2023
Business Development adalah salah satu aspek penting dalam dunia bisnis yang berfokus pada proses pengembangan bisnis. Simak penjelasan lengkapnya di sini!
Business Development adalah salah satu aspek penting dalam dunia bisnis yang berfokus pada proses pengembangan bisnis dengan cara meningkatkan pendapatan, efisiensi, dan daya saing perusahaan. Melalui proses ini, perusahaan dapat meningkatkan jumlah pelanggan, mengejar pasar baru, dan meningkatkan efisiensi dalam operasionalnya.
Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari mengenai Business Development secara lebih mendalam, mulai dari pengertiannya, tujuan, hingga fungsinya. Selain itu, kamu juga akan dapat mengetahui kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh Business Development. Mari simak penjelasannya di bawah ini!
Dalam istilah yang paling sederhana, Business Development dapat diartikan sebagai ide, inisiatif, dan aktivitas yang membantu membuat bisnis menjadi lebih baik. Ini termasuk peningkatan pendapatan, pertumbuhan ekspansi bisnis, dan profitabilitas dengan membangun kemitraan strategis dan membuat keputusan bisnis strategis.
Kegiatan Business Development dapat meluas ke berbagai departemen, termasuk penjualan, pemasaran, manajemen proyek, manajemen produk, dan manajemen vendor. Jaringan, negosiasi, kemitraan, dan upaya penghematan biaya juga terlibat. Berbagai departemen dan aktivitas ini didorong oleh dan diselaraskan dengan tujuan pengembangan bisnis.
Sebagai contoh, sebuah bisnis memiliki produk atau layanan yang sukses di satu wilayah, seperti Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Tim Business Development kemudian menilai potensi ekspansi lebih lanjut. Setelah semua uji tuntas, penelitian, dan studi, ditemukan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan dapat diperluas ke wilayah baru, seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang.
Tujuan Business Development sangat penting dalam menentukan arah perkembangan bisnis dan mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Beberapa tujuan utama Business Development antara lain:
Salah satu tujuan utama dari Business Development adalah meningkatkan pendapatan perusahaan. Ini dapat dilakukan dengan mengejar pasar baru atau meningkatkan jumlah pelanggan yang ada. Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan kualitas produk atau layanan, mengejar pasar global, atau meningkatkan jaringan kerja.
Tujuan lain dari Business Development adalah menambah jumlah pelanggan. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk atau layanan, mengejar pasar baru, atau meningkatkan jaringan kerja. Selain itu, perusahaan dapat menambah jumlah pelanggan dengan menjual produk atau layanan ke segmen pasar yang belum terjangkau sebelumnya, atau meningkatkan jaringan kerja dengan bekerja sama dengan perusahaan lain.
Meningkatkan efisiensi dalam operasional perusahaan juga merupakan tujuan dari Business Development. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mengejar pasar baru yang dapat memberikan peluang untuk meningkatkan efisiensi produksi atau distribusi. Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan efisiensi dengan meningkatkan jumlah pelanggan yang ada, sehingga dapat mengurangi biaya promosi atau distribusi per produk atau jasa.
Salah satu tujuan penting dari Business Development adalah meningkatkan daya saing perusahaan. Dengan meningkatkan daya saing, perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan meningkatkan peluang untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Apa Peran Inovasi dalam Kewirausahaan? Apakah Menguntungkan?
Fungsi Business Development adalah untuk mengembangkan bisnis perusahaan, baik secara ekspansi pasar maupun diversifikasi produk. Beberapa fungsi utama yang harus dilakukan oleh Business Development adalah:
Salah satu fungsi utama dari Business Development adalah melakukan penelitian pasar. Dalam fungsi ini, perusahaan dapat mengumpulkan data tentang pasar yang dituju, seperti informasi tentang konsumen, pesaing, dan tren pasar. Dengan data yang diperoleh, perusahaan dapat mengevaluasi peluang pasar dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mengejar pasar tersebut.
Fungsi penting lainnya dari Business Development adalah mencari pasar baru untuk dijadikan target pasar perusahaan. Business Development harus mampu menganalisis data pasar dan mengevaluasi peluang bisnis yang ada untuk dijadikan target pasar. Kemampuan negosiasi yang baik juga diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses bisnis.
Fungsi lain dari Business Development adalah pengembangan produk. Dalam fungsi ini, tim Business Development akan menciptakan produk baru atau meningkatkan produk yang sudah ada. Produk baru tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta keunikannya tersendiri yang membuatnya lebih menonjol daripada produk milik kompetitor.
Pengembangan jaringan merupakan salah satu fungsi penting dari Business Development. Dalam fungsi ini, tim Business Development harus dapat membangun jaringan kerja baru untuk memperluas jangkauan perusahaan. Jaringan kerja dapat dibangun dengan berbagai cara, seperti mengikuti konferensi, seminar, dan acara-acara lainnya yang serupa.
Baca Juga: 6 Prospek Kerja Bisnis Digital dan Kualifikasinya
Ada beberapa kemampuan khusus yang dibutuhkan oleh seorang Business Development agar dapat sukses ketika bekerja, antara lain:
Salah satu skill yang harus dimiliki oleh seorang Business Development adalah keahlian komunikasi. Dalam mengejar pasar baru, seorang Business Development harus mampu menjelaskan dengan baik produk atau jasa yang ditawarkan dan meyakinkan calon konsumen untuk membeli produk atau menggunakan jasa yang ditawarkan. Kemampuan komunikasi yang baik juga diperlukan dalam menjalin hubungan dengan rekan kerja, mitra usaha, atau pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan.
Skill lain yang harus dimiliki oleh seorang Business Development adalah keahlian negosiasi. Dalam mengejar pasar baru, seorang Business Development harus mampu membuat kesepakatan yang menguntungkan bagi perusahaan dengan pihak lain, seperti klien atau mitra usaha. Kemampuan negosiasi yang baik juga diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses bisnis.
Analisis merupakan salah satu kemampuan yang wajib dimiliki oleh seorang Business Development. Kemampuan analisis ini diperlukan dalam menganalisis data pasar dan mengevaluasi peluang bisnis yang ada. Dengan kemampuan analisis yang baik, seorang Business Development dapat mengambil keputusan yang tepat dan mengambil tindakan yang efektif dalam mengembangkan bisnis perusahaan.
Beradaptasi adalah kemampuan lain yang wajib dimiliki oleh seorang Business Development. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, kemampuan beradaptasi menjadi sangat penting bagi Business Development untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Dengan kemampuan beradaptasi yang baik, Business Development dapat mengejar peluang bisnis yang ada dan mengatasi masalah yang mungkin terjadi.
Business Development adalah salah satu bidang yang perlu dipelajari secara khusus, dan tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Jika kamu tertarik untuk mempelajarinya secara lebih lanjut, langsung saja ikuti kursus-kursus di GreatNusa, seperti Business Development in e-Business Era. Melalui kursus tersebut, kamu dapat mempelajari bagaimana cara berbisnis di era digital, seperti di e-commerce atau marketplace. Klik di sini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut!
By greatnusa • 22 Februari 2023
Cara untuk mengembangkan upaya berfikir inovatif adalah hal yang sangat penting dalam dunia kerja saat ini. Penasaran? Simak selengkapnya di artikel ini!
Cara untuk mengembangkan upaya berpikir inovatif adalah hal yang sangat penting dalam dunia kerja saat ini. Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan menemukan solusi yang inovatif untuk masalah yang dihadapi.
Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari bagaimana cara untuk mengembangkan upaya berpikir inovatif secara lebih dalam. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Upaya berpikir inovatif adalah proses pemikiran yang digunakan untuk menemukan solusi yang baru dan berbeda untuk masalah yang dihadapi. Dalam konteks bisnis, upaya berpikir inovatif dapat membantu perusahaan untuk menemukan cara agar bisa meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan, dan meningkatkan daya saing perusahaan. Upaya berpikir inovatif juga dapat digunakan dalam bidang lain seperti pendidikan, teknologi, dan kesehatan.
Proses upaya berpikir inovatif memerlukan kreativitas dan kemampuan untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Ini membutuhkan kemampuan untuk berpikir di luar kotak dan menemukan solusi yang tidak terlihat jelas. Upaya berpikir inovatif juga memerlukan kemampuan untuk mengevaluasi ide-ide yang dikemukakan dan menentukan mana yang paling baik untuk digunakan.
Upaya berpikir inovatif dapat dikembangkan melalui berbagai cara seperti melakukan curah pendapat (brainstorming) secara rutin dengan tim, melakukan pelatihan kreativitas, atau dengan mengambil pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan masalah.
Penting untuk diingat bahwa upaya berpikir inovatif tidak hanya diperlukan oleh para petinggi atau individu yang memegang posisi penting saja, tetapi juga dapat diterapkan oleh setiap individu dalam organisasi. Upaya berpikir inovatif dapat digunakan oleh siapa saja dalam organisasi untuk menemukan solusi yang inovatif dan meningkatkan produktivitasnya.
Baca Juga: 6 Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Seseorang yang selalu berupaya berpikir inovatif biasanya memiliki beberapa kemampuan tertentu. Berikut ini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang yang berpikir kreatif yang dapat membantu mereka menyumbangkan ide-ide baru.
Kreativitas sering dikaitkan dengan bakat seni, tetapi menjadi kreatif bisa menjadi pola pikir atau cara memandang dunia secara berbeda. Individu yang kreatif akan menghasilkan ide melalui berbagai metode seperti curah pendapat dan masukan kelompok. Mereka juga dapat menerapkan metode untuk mempraktikkan ide-ide baru.
Orang yang berpikir inovatif memiliki kemampuan untuk menemukan metode baru dalam mengekspresikan gagasan mereka. Mereka dapat mengubah kondisi yang ada dengan temuan-temuan mereka dan mengembangkan konsep unik yang dapat dibagikan kepada orang lain. Bahkan, mereka seringkali menjadi pelopor dalam menciptakan pendekatan baru karena mereka selalu mencari cara untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari yang lain.
Pemikir inovatif secara alami dapat menemukan solusi yang inovatif untuk masalah yang dihadapi. Mereka mencari cara alternatif untuk mencapai kesuksesan dengan belajar dari kegagalan dan tidak takut untuk mengambil risiko. Alih-alih melihat tugas yang sulit sebagai hal yang mustahil, mereka melihatnya sebagai tantangan yang harus dipecahkan. Mereka mungkin mengubah proses atau menghasilkan solusi yang berbeda dari yang lain di tengah proyek karena mereka menolak untuk menyerah.
Inovator menggunakan metode analisis penalaran induktif dan deduktif untuk menganalisis situasi dan menemukan solusi. Untuk berinovasi, pemikir ini mengumpulkan dan menggabungkan informasi, membuat koneksi, dan menginterpretasikan informasi untuk menarik kesimpulan. Berpikir kritis juga berarti mengevaluasi ide-ide dan melakukan refleksi selama proses berlangsung. Inovator juga memandang masalah dari berbagai sudut pandang, mempertimbangkan bagaimana satu bagian mempengaruhi yang lain atau keseluruhan.
Inovator cenderung memiliki sikap kritis dan tidak puas dengan status quo. Mereka terus mencari cara untuk meningkatkan dan menemukan cara baru untuk melakukan sesuatu. Mereka banyak bertanya dan tidak takut untuk mengeksplorasi ide-ide yang belum pernah ada sebelumnya. Mereka juga tidak takut untuk menantang metode yang sudah ada jika mereka merasa metode tersebut dapat ditingkatkan.
Inovator tidak bekerja sendiri; mereka selalu melibatkan orang lain dalam proyek yang dijalani. Mereka mampu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama, menanggung risiko dan tanggung jawab bersama-sama. Selain itu, mereka juga mampu mengenali potensi orang lain dan menggunakan kemampuan orang lain untuk membantu mewujudkan ide-ide mereka.
Inovator sangat menghargai kerja tim dan mampu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Mereka juga dikenal sebagai pemimpin yang dapat menggunakan potensi orang lain untuk mencapai kesuksesan. Selain itu, mereka juga mampu untuk membagikan tanggung jawab dan menyebarkan semangat inovasi pada orang lain.
Baca Juga: Manajemen Inovasi: Pengertian, Tujuan, Aspek, serta Contoh Penerapannya
Setiap orang memiliki potensi untuk menjadi inovatif. Berikut ini adalah beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan berpikir inovatif yang kamu miliki.
Cobalah cari kesempatan untuk mengeksplorasi kreativitas baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi. Saat menghadapi tantangan, cobalah untuk mencari solusi yang paling realistis dan dapat diterapkan. Gunakan imajinasimu untuk mencari ide baru dengan mengajukan pertanyaan "Bagaimana jika?" dan jangan ragu untuk mencari saran dari orang lain dalam industri yang sama atau disiplin ilmu yang kamu minati.
Inovator sering menganggap kegagalan sebagai peluang untuk belajar. Mereka yang mau memberikan ruang untuk gagal dan mengevaluasi kesalahan akan lebih cepat meningkatkan kemampuan untuk berpikir kreatif. Kegagalan akan dilihat sebagai cara untuk menguji ide dan menemukan solusi yang lebih baik.
Inovator tidak membatasi diri dalam menciptakan ide. Mereka membuat pola pikir yang memungkinkan setiap konsep dipertimbangkan selama proses awal. Pendapat orang lain juga diterima sebagai bagian yang penting dalam proses pembentukan ide.
Para inovator menyadari bahwa sumber ide tidak memiliki batasan dan bisa ditemukan di mana saja. Mereka selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, baik dalam lingkup profesional maupun pribadi, untuk menemukan peluang belajar dan mengembangkan diri.
Cara terbaik untuk mengembangkan upaya berpikir inovatif adalah dengan mempelajari inovasi orang lain secara langsung. Jelajahi metode mereka untuk pemecahan masalah secara kreatif dan cari tahu bagaimana mereka menghasilkan ide untuk membantu menginspirasi kreativitas milik diri sendiri.
Baca Juga: 7 Cara Mengembangkan Potensi Diri Agar Karier Cemerlang
Bagaimana? Cara untuk mengembangkan upaya berpikir kreatif sebenarnya cukup mudah, kan? Namun, jika kamu ingin mempelajarinya dengan lebih dalam lagi, yuk langsung saja ikuti kursus-kursus dari GreatNusa. Kami menyediakan berbagai macam kursus yang akan diajarkan langsung oleh para profesional dan ahlinya. Klik di sini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut!
By greatnusa • 23 Februari 2023
Customer segment adalah bagian dari pasar yang terdiri dari konsumen yang memiliki kebutuhan, perilaku, atau karakteristik yang sama. Simak selengkapnya!
Customer segment adalah bagian dari pasar yang terdiri dari konsumen yang memiliki kebutuhan, perilaku, atau karakteristik yang sama. Dalam dunia bisnis, memahami customer segment sangat penting untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat dan untuk meningkatkan efisiensi dalam menyampaikan pesan kepada target pasar yang sesuai.
Melalui artikel ini, kamu akan mempelajari lebih dalam mengenai apa itu customer segment, mulai dari pengertian, fungsi, serta tujuannya. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Customer segment adalah proses pengorganisasian pelanggan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan kesamaan karakteristik, perilaku, atau preferensi, dengan tujuan memberikan pengalaman yang lebih relevan. Dalam perbincangan mengenai customer segment, kamu pasti sering mendengar istilah audiens target, segmen, atau kelompok (cohort), yang memiliki perbedaan masing-masing.
Audiens target mengacu pada kelompok konsumen tertentu yang paling mungkin tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan, seperti. menjual langsung ke konsumen atau B2B. Audiens target itu kemudian dapat dikategorikan ke dalam segmen berdasarkan sifat yang serupa. Sebagai contoh, jika audiens target kamu adalah pengembang, mungkin masuk akal untuk lebih jauh mengelompokkan mereka berdasarkan industri, seperti FinTech atau perawatan kesehatan, dll.
Kelompok (cohort) dapat dianggap sebagai segmen yang lebih tepat di mana pengguna dihubungkan langsung oleh peristiwa atau karakteristik yang sama dan seringkali terkait dengan waktu tertentu. Sebagai contoh, kamu dapat membuat segmen berdasarkan pelanggan yang mendaftar buletin, lalu kelompok berdasarkan pengguna yang mendaftar dalam seminggu terakhir.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Strategi Pemasaran Global dan Contohnya
Customer segment memungkinkan pemasar untuk menyesuaikan upaya pemasaran mereka dengan lebih baik ke berbagai kelompok pelanggan. Secara khusus, segmentasi dapat membantu perusahaan:
Di era sekarang, melakukan segmentasi pelanggan akan sangat berguna karena banyak aktivitas yang sudah dilakukan dengan serba digital. Seperti yang kita tahu, jumlah audiens yang ada di dunia digital bisa tidak terbatas; kamu bisa menargetkan seluruh orang yang ada di muka bumi melalui digital marketing. Oleh karena itu, akan sangat efektif dan efisien jika sebelumnya kamu mensegmentasi pelanggan terlebih dahulu sebelum melakukan pemasaran.
Baca Juga: Business Development: Pengertian, Tujuan, dan Fungsinya
Ada banyak sekali jenis-jenis customer segment yang dapat digunakan, tetapi setidaknya ada empat yang paling banyak digunakan, yaitu:
Demografis adalah salah satu bentuk segmentasi pelanggan yang paling umum. Segmentasi demografis mengacu pada pemisahan pelanggan berdasarkan perbedaan berbasis orang yang dapat diamati. Kualitas-kualitas ini meliputi:
Segmentasi pelanggan menurut demografisnya adalah bentuk paling dasar dari segmentasi. Menggabungkan segmentasi demografis dengan jenis lainnya dapat membantu mempersempit segmen pelanggan lebih jauh lagi. Salah satu keuntungan dari segmentasi semacam ini adalah informasinya relatif mudah diakses dan berbiaya rendah.
Beberapa produk mungkin ditargetkan secara eksplisit ke demografis tertentu. Sebagai contoh, perusahaan perawatan diri mungkin membuat dua produk deodoran yang berbeda, satu deodoran yang berlabel untuk pria dan satu berlabel deodoran untuk wanita.
Selain itu, perusahaan otomotif juga sering mengelompokkan pelanggan mereka berdasarkan pendapatan serta memasarkan merek dan model mobil yang berbeda ke setiap segmennya. Sebuah perusahaan otomotif mungkin memiliki merek yang mewah, ekonomis, dan kelas menengah.
Kamu juga dapat melakukan segmentasi pelanggan berdasarkan perilaku mereka, terutama mengenai produk atau layanan yang kamu tawarkan. Membagi pelanggan berdasarkan perilaku yang mereka tampilkan memungkinkanmu membuat pesan yang sesuai dengan perilaku tersebut. Banyak tindakan yang mungkin terlihat berkaitan dengan cara seseorang berinteraksi dengan produk, situs web, aplikasi, atau merek.
Beberapa jenis perilaku yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan antara lain:
Data perilaku bermanfaat karena berkaitan langsung dengan cara seseorang berinteraksi dengan merek atau produk kamu. Oleh karena itu, ini dapat membantu kamu memasarkan lebih efektif kepada mereka.
Segmentasi geografis akan membagi pelanggan berdasarkan lokasinya. Segmentasi ini adalah strategi segmentasi yang cukup, tetapi sangat berguna. Lokasi pelanggan dapat membantumu lebih memahami kebutuhan mereka dan memungkinkan untuk mengirimkan iklan khusus berdasarkan lokasi tersebut.
Ada berbagai macam hal yang dapat diperhatikan dalam segmentasi geografis, tetapi yang paling mendasar adalah mengidentifikasi pengguna berdasarkan lokasi mereka, seperti:
Kamu juga dapat mengidentifikasi konsumen berdasarkan karakteristik daerah tempat mereka tinggal, seperti
Membagi pasar menurut lokasi sangat penting jika kamu perlu menargetkan iklan kepada orang-orang di area tertentu, seperti jika mengiklankan bisnis lokal berskala kecil. Ini juga berguna jika kamu menargetkan area yang luas karena memungkinkan untuk menyesuaikan pesan sesuai dengan perbedaan regional dalam bahasa, minat, norma, dan atribut lainnya serta perbedaan kebutuhan orang-orang di berbagai wilayah.
Kamu mungkin perlu mengubah bahasa yang digunakan bergantung pada wilayah yang ditargetkan. Individu yang tinggal di negara yang berbeda kemungkinan akan memiliki minat yang berbeda pula. Sebagai contoh, sepakbola dan bulu tangkis sangat populer di Indonesia, sedangkan bisbol dan basket lebih populer di Amerika Serikat. Jika kamu memasarkan peralatan olahraga atau menerbitkan artikel olahraga, sebaiknya pertimbangkan preferensi yang berbeda ini.
Perusahaan juga dapat memperhatikan kebutuhan yang berbeda di berbagai daerah. Sebagai contoh, perusahaan pakaian akan menampilkan iklan yang menampilkan pakaian hangat kepada orang yang tinggal di iklim dingin dan menampilkan yang sebaliknya untuk orang yang tinggal di iklim hangat.
Segmentasi psikografis mirip dengan segmentasi demografis, tetapi lebih berkaitan dengan karakteristik mental dan emosional. Atribut ini mungkin tidak mudah diamati seperti demografi, tetapi dapat memberi wawasan berharga tentang motif, preferensi, dan kebutuhan pelanggan secara lebih dalam.
Memahami aspek psikologis dari pelanggan dapat membantu membuat konten yang menarik bagi mereka secara lebih efektif. Beberapa contoh karakteristik psikografis meliputi:
Baca Juga: Analisa SWOT: Pengertian, Tujuan, dan Manfaatnya dalam Digital Marketing
Jika kamu menemukan bahwa anggota segmen demografis merespons konten secara berbeda, kamu mungkin perlu menambahkan beberapa informasi psikografis. Sementara demografis memberikan fakta dasar tentang pelanggan, psikografis memberikan wawasan yang lebih personal, seperti mengapa orang memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk serta mengklik atau mengabaikan iklan.
Apabila kamu ingin mempelajari mengenai customer segment dengan lebih mendalam, langsung saja ikuti kursus Digital Marketing 101: An Essential Guide to Market, Segment and Persona dari GreatNusa. Selain itu, kami juga menyediakan berbagai macam kursus lainnya yang akan diajarkan langsung oleh profesional dan ahli di bidangnya. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, klik di sini!